karena aku baru saja memutuskan buat aktivin blog ini lagi, jadi aku bakal cerita salah satu travelling aku kemaren ._. eh bukan travelling, live in deng hiahahaha. jadi, beberapa bulan yg lalu tepatnya bulan Maret 2017, sekolah aku mengadakan Live In 3 hari 2 malam bareng anak-anak kelas 10, berhubung karena aku salah satu panitia Live In dari kelas 11, aku ikut.
Biasanya sih live in dilakukan di Seloprojo, but ternyata di Seloprojo juga lagi dibuat Live In sama sekolah lain, jadi live in tahun ini bertempat di Mangli. Ini Live In pertama yg dilakukan disana, soalnya dari tahun ke tahun biasanya cuma di Seloprojo.

Mangli adalah salah satu desa di Kaliangkrik, tepatnya di lereng Gunung Sumbing. Mangli berketinggian 1.560 mdpl. Untuk ukuran desa, ini cukup tinggi dan dingin, gaes. Serius ini. Di Mangli, rata-rata matahari hanya muncul hingga jam 10-11 pagi paling mentok ya jam 12 siang. Selebihnya, akan tertutup oleh kabut maupun gerimis ringan. Unfortunately, waktu kita tiba disana hujan deras. Jadi, kita harus berjalan cukup jauh dari kantor kepala desa ke rumah dengan membawa barang bawaan masing-masing. Untuk ukuran orang seperti aku, gendut, dan tidak begitu suka jalan menanjak yang jauh, rasanya pada waktu itu wuaaah capek betul. Ngos ngos an, jalan belakang sendiri hmm.
Untuk suasana di Mangli jelas dingin. Menurutku, Mangli adalah the most coolest place i've ever visit. Dingin gak karuan. Bahkan, sehari pun hanya mandi satu kali karena dingin bangeettt huhuhuhu.



Aku serumah sama Anin, Fakhra, Novia dan ibu bapak asuh kami merupakan petani sayur-sayuran. Di rumah kami juga ada kambing, paling creepy tuh kalo malem-malem ngelindur pengen pipis saking ademnya terus keluar kamar ke arah belakang deket kamar mandi, nah disitu si kambing suka menunjukan sosoknya dan mengembik ngembik :') Ibu asuh kami memiliki cucu perempuan yang seumuran dengan kami, haduhh namanya lupa :( sayang, dia agak sedikit malu-malu dan mulai mengobrol dengan kami malah pada saat akhir-akhir ketika kami akan pulang. Rumah kami adalah rumah panitia perempuan tertinggi di Mangli. Bisa dibilang jarak rumah kami dengan teman-teman panitia lain jauh ya, tetapi pemandangan dari rumah kami sangat PECAAH. Mana sebelum masuk rumah, ada tangga dulu. Jadi, rumah kami benar-benar tinggi :')

Gimana suasana Mangli? Pecahhh banget. Desa terpecah buanget buanget. Pecah pemandangannya, gaes. Kamu bisa liat sunrise. bisa liat awan jalan jalan gitu. kalau malam, dan tidak berkabut disini bener-bener full of stars, ala ala city of stars banget, dan ini kejadian waktu malam pertama. Karena, siangnya sudah hujan, malamnya pun cerah. Pada saat itu kami sempat berkumpul diatas gedung balai desa, dan WOW MAHA PECAH SEKALI. Kita bisa lihat Magelang, dan daerah disekitar Magelang yang bener-bener full of lampu lampu, kelap kelip gitu. Ketika kita menghadap belakang dr diri kita, kita disambut gagahnya Gunung Sumbing dan banyaknya bintang yg ada di langit. Alay sekali ya. But, ini bener-bener bagus banget :(
Gacuma punya itu, pada saat siang hari kita bisa berkunjung ke gardu pandang dan rumah pohon. Dari atas gardu pandang maupun rumah pohon kalian bener-bener bisa lihat pemandangan semuanya (kalo bawah ga kabut ya).

Live in di Mangli tu salah satu kegiatan Maha Pecah yang pernah aku alamin selama 17 tahun hidup.

ini kalo siang menjelang sore atau sore kayak gini 

my home matte

sunrise depan rumah [06:00]

itu diatas udah puncak sumbing






gardu pandang



rumah pohon

udah ala ala hollywood bgt kan?

dari atas gardu pandang




pagi menjelang sunrise